BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Seiring
perubahan zaman dan kemajuan dan kemajuan sistem pembelajaran, seiring dengan
itu pula kurikulum di Indonesia mengalami perubahan. Banyak hal yang mendalangi
perubahan kurikulum ini, mulai dari terlalu banyaknya materi sehinga di nilai
terlalu membebani siswa, atau tidak sesuainy materi dengan tingkat pendidikan
peserta didik.
Hingga kini
kurikulum di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan. Mulai dari
kurikulum yang di sdopsi dari penjajahan Belanda, kurikulum 1952 , sampai
dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang kita gunakan hingga saat
ini atau yang lebih di kenal dengan kurikulum 2006. Tujuan perubahan ini tentu
untuk kemajuan Indonesia itu sendiri.
Pada Kesempatan
ini Penulis akan memaparkan dan membandingkan kurikulum 1999 dengan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) atau yang juga dikenal sebagai kurikulum 2004, yang
mana kemunculan kurikulum 2004 ini berkaitan erat dengan hal penyempurnaan
kurikulum 1999 yang ketika itu muncul sebagai suplemen bagi kurikulum 1994 yang
menuai banyak permasalahan.
1.2.Rumusan Masalah
1.2.1.
Apa yang dimaksud dengan kurikulum?
1.2.2.
Bagaimanakah penerapan Suplemen Kurikulum 1999?
1.2.3.
Bagaimanakah penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004?
1.2.4.
Mengapa Suplemen Kurikulum 1999 di ubah menjadi Kurikulum Berbasis
Kompetensi?
1.2.5.
Apa yang membedakan Suplemen Kurikulum 1999 dengan Kurikulum
Berbasis Kompetensi
1.2.6.
Apa yang mengunggulkan Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan
Suplemen Kurikulum 1999.
1.3.Tujuan
1.3.1.
Menjelaskan pengertian Kurikulum
1.3.2.
Menjelaskan penerapan Suplemen Kurikulum 1999
1.3.3.
Menjelaskan penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi
1.3.4.
Menjelaskan alasan diubahnya Suplemen Kurikulum 1999 menjadi
Kurikulum Berbasis Kompetensi
1.3.5.
Menjelaskan Perbedaan Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan Suplemen
Kurikulum 1999.
1.3.6.
Menjelaskan keunggulan Kurikulum Berbasis Kompetensi dibandungkan
dengan Suplemen Kurikulum1999.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kurikulum
Pengertian kurikululm menurut para ahli:
1) Menurut
George A. Beaucham (1976), kurikulum sebagai bidang studi membentuk suatu teori yaitu
teori kurikulum. Selain sebagai bidang studi kurikulum juga sebagai rencana
pengajaran dan sebagai suatu sistem (sistem kurikulum) yang merupakan bagian
dari sistem persekolahan.
2) Menurut
Hilda Taba (1962), Kurikulum sebagai a plan for learning, yakni sesuatu
yang direncanakan untuk dipelajari oleh siswa. Sementara itu, pandangan lain
mengatakan bahwa kurikulum sebagai dokumen tertulis yang memuat rencana untuk
peserta didik selama di sekolah.(Hilda Taba ;1962 dalam bukunya “Curriculum
Development Theory and Practice).
3) Numbly
and Evaras (1976), Kurikulum adalah semua pengalaman yang direncanakan yang
dilakukan oleh sekolah untuk menolong para siswa dalam mencapai hasil belajar
kepada kemampuan siswa yang paling baik.
4) J. Galen Saylor dan William M. Alexander dalam buku
Curriculum Planning for Better Teaching on Learning (1956), menjelaskan arti kurikulum sebagai
berikut” The curriculum is the sum totals of schools efforts to influence
learning, whether in the class room, on the play ground, or out of school. Jadi
segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruang kelas,
di halaman sekolah, atau di luar sekolah termasuk kurikulum. Kurikulum meliputi
juga apa yang disebut kegiatan ekstra kulikuler.
5) J.
Lloyd Trump dan Delmas F. Miller dalam buku school improvement. Menurut mereka dalam kurikulum
juga termasuk metode mengajar dan belajar, cara mengevaluasi murid dan seluruh
program, perubahan tanaga mengajar, bimbingan dan penyuluhan, supervise dan
administrasi dan hal-hal structural mengenai waktu, jumlah ruangan serta
kemingkinan memilih mata pelajaran.
6) Menurut
Valiga, T & Magel, C. Kurikulum adalah urutan pengalaman yang ditetapkan oleh
sekolah untuk mendisiplinkan cara berfikir dan bertindak.
7) Purwadi
(2003)
memilah pengertian kurikulum menjadi enam bagian : (1) kurikulum sebagai ide;
(2) kurikulum formal berupa dokumen yang dijadikan sebagai pedoman dan panduan
dalam melaksanakan kurikulum; (3) kurikulum menurut persepsi pengajar; (4)
kurikulum operasional yang dilaksanakan atau dioprasional kan oleh pengajar di
kelas; (5) kurikulum experience yakni kurikulum yang dialami oleh peserta
didik; dan (6) kurikulum yang diperoleh dari penerapan kurikulum.
8) Menurut
Grayson (1978), kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan
keluaran (out- comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran.
Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi,
sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi
pembelajaran (Materi di dalam kurikulum harus diorganisasikan dengan baik agar
sasaran (goals) dan tujuan (objectives) pendidikan yang telah
ditetapkan dapat tercapai.
9) Menurut
Harsono (2005), kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekpresikan
dalam praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur
pacu. Saat ini definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud
kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program
pembelajaran yang terencana dari suatu institusi pendidikan.
10) B.
Bara, Ch (2008), Kurikulum yakni bahwa konsep kurikulum dapat
diklasifikasikan ke dalam empat jenis pengertian yang meliputi: (1) kurikulum
sebagai produk; (2) kurikulum sebagai program; (3) kurikulum sebagai hasil yang
diinginkan: dan (4) kurikulum sebagai pengalaman belajar bagi peserta didik.
Menurut konstitusi Negara
mengenai kurikulum,yakni Undang – Undang UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 19 ,menyebutkan:
“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu”.Penulis menyimpulkan bahwa :
“Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang di
rencanakan, di programkan, dan di rancang sedemikian rupa secara sistematis
yang berisi bahan ajar serta pengalaman belajar sehingga dalam program
pendidikan memiliki arah dan tujuan yang akan di capai dan dari hasil yang di
capai kita dapat merevisi ulang dan mengembangkan program pendidikan untuk
memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya sehingga suatu kurikulum
pembelajaran dapat di katakan selalu berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan pendidikan”.
2.2. Kurikulum 1999 (Suplemen bagi kurikulum 1994)
Kurikulum 1994 merupakan hasil
upaya untuk memadukan kurikulum –
kurikullm sebelumnya, terutama kurikulum 1975 dan 1984. Tapi perpaduan antara
tujuan dan proses belum berhasil. Kritik pun akhirnya berdatangan. Kurikulum
ini dinilai memberikkan beban yang terlalu berat terhadap siswa, karena memuat
pelajaran dengan muatan nasional sampai lokal. Beberapa kelompok masalah
tertentu juga mendesak agar isu – isu tertentu masuk ke dalam kurikulum.
Akhirnya kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super padat. Kejatuhan rezim
Soeharto pada 1998, di ikuti kehadiran suplemen kurikulum 1999. Tapi
perubahannya lebih pada menambal sejumlah materi, sehingga tidak bisa dirasakan
benar kemajuan dari pendidikan itu sendiri. Ibarat menanam pohon, tanaman yang
di tanam dalah tanaman keras. Sehingga di butuhkan waktu yang lama untuk dapat
menuai hasilnya.
2.3. Kurikulum 2004 (Kurikulum
Berbasis Kompetensi)
Sebagai
pengganti kurikulum 1994 adalah kurikulum 2004, yang disebut dengan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK). Suatu program pendidikan berbasis kompentensi harus
mengandung tiga unsur pokok, yaitu: pemilihan kompetensi yang sesuai
spesifikasi indikatorindikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan
pencapaian kompetensi; dan pengembangan pembelajaran. KBK memiliki ciri-ciri
sebagai berikut: Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara
individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes)
dan keberagaman. Kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi, sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya
yang memenuhi unsur edukatif.
Pengembangan
kurikulum 2004 harus berkaitan dengan tuntutan standar kompetensi, organisasi
pengalaman belajar, dan aktivitas untuk mengembangkan dan menguasai kompetensi
seefektif mungkin. Proses pengembangan kurikulum berbasis kompetensi juga
menggunakan asumsi bahwa siswa yang akan belajar telah memiliki pengetahuan dan
keterampilan awal yang dibutuhkan untuk menguasai kompetensi tertentu. Oleh
karenanya pengembangan Kurikulum 2004 perlu memperhatiakn prinsip – prinsip
berikut:
1.
Berorientasi pada pencapaian hasil dan dampaknya (outcome
oriented).
2.
Berbasis pada standar kompetensi dan kompetensi dasar.
3.
Bertolak dari kompetensi Tamatan / Lulusan.
4.
Memperhatikan prinsip pengembangan kurikulum yang berdiferensiasi
5.
Mengembangkan aspek belajar secara utuh dan menyeluruh (holistik),
serta
6.
Menerapkan prinsip ketuntasan belajar (mastery learning).(Aal, M b)
2.4.Perbandingan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Suplemen Kurikulum 1999
Berikut adalah hal – hal yang membedakan
Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan kurikulum suplemen 1999 sebagi tindak
lanjut dari kurikulum 1994, yang sekaligus menjadi keunggulan KBK dibandingkan
kurikulum suplemen 1999.
a)
KBK yang dikedepankan Penguasaan
materi Hasil dan kompetenasiParadigma pembelajaran versi UNESCO: learning to
know,learning to do, learning to live together, dan learning to be.
b)
Silabus ditentukan secara
seragam, peran serta guru dan siswa dalam proses pembelajaran, silabus menjadi kewenagan
guru.
c)
Jumlah jam
pelajaran 40 jam per minggu 32 jam perminggu, tetapi jumlah mata pelajaran
belum bisa dikurangi.
d)
Metode
pembelajaran Keterampilan proses dengan melahirkan metode pembelajaran PAKEM
dan CTL,
e)
Sistem
penilaian Lebih menitik beratkan pada aspek kognitif, penilaian memadukan
keseimbangan kognitif, psikomotorik, dan afektif, dengan penekanan penilaian
berbasis kelas.
f)
KBK memiliki
empat komponen, yaitu kurikulum dan hasil belajar (KHB), penilaian berbasis
kelas (PBK), kegiatan belajar mengajar (KBM), dan pengelolaan kurikulum
berbasis sekolah (PKBS). KHB berisi tentang perencaan pengembangan kompetensi
siswa yang perlu dicapai secara keseluruhan sejak lahir sampai usia 18 tahun.
PBK adalah melakukan penilaian secara seimbang di tiga ranah, dengan
menggunakan instrumen tes dan non tes, yang berupa portofolio, produk, kinerja,
dan pencil test. KBM diarahkan pada kegiatan aktif siswa dala membangun makna
atau pemahaman, guru tidak bertindak sebagai satu-satunya sumber belajar,
tetapi sebagai motivator yang dapat menciptakan suasana yang memungkinkan siswa
dapat belajar secara penuh dan optimal.
Dari sini jelas terlihat perbedaan antara kedua kurikulum ini.
Karena memang kurikulum berbaasis kompetensi ini muncul sebagai akibat tindak
lanjut kurikulum 1994 dan suplemen kurikulum 1999 yang menuai banyak protes
akibat kekurangannya. Namun selain perbedaan terdapat pula kesamaan antara
kedua kurikulum ini,yaitu sebagai berikut,
A.
Persamaan
I.
Pendidikan
dasar 9 tahun
II.
Penekanan pada
kemampuan membaca, menulis dan berhitung
III.
Konsep – konsep
materi pokok (esensial) pada setiap mata pelajaran untuk mencapai kompetensi.
IV.
Adanya muatan
local
V.
Alokasi waktu
setiap jam pelajaran 45 menit untuk SMP/MTs dan SMA/MA/SMK.
2.
Perbedaan
a.
Kurikulum
Berbasis Kompetensi
I.
Pemberdayaan sekolah dan daerah
II.
Memuat standar Kompetensi
III.
Kegiatan pembiasaan perilaku terintegrasi dan terprogram.
IV.
Pengenalan mata pelajaran TIK
V.
Penilaian Berbasis Kelas (PBK)
VI.
Pendekatan tematik di kelas I dan II SD/MI untuk memperhaatikan
kelompok usia.
VII.
Kesinambungan pemeringkatan kompetensi bahan kajian dari kelas I
sampai kelas IX.
VIII.
Silabus disusun oleh daerah dan atau sekolah sesuai kebutuhan dan
kemampuannya.
b.
Kurikulum 1994
dan suplemen kurikulum 1999
I.
Sentralistik
II.
Tidak memuat
standar kompetensi
III.
Tidak ada
kegiatan pembiasaan perilaku terintaggrasi dan terprogram
IV.
Belum ada mata
pelajaran TIK.
V.
Meskipun sudah
disarankan untuk melakukan PBK, kenyataannya masih didominasi penilaian pilihan
ganda.
VI.
Pendekatan
tematik di kelas I dan II SD / MI hanya disarankan.
VII.
Tidak ada
kesinambungan pemeringkatan kompetensi bahan kajian dari kelas I sampai kelas
XII.
VIII.
Memberikan
peluang pada guru/sekolah/daerah untuk mengembangkan potensinya.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
3.1.1. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang di
rencanakan, di programkan, dan di rancang sedemikian rupa secara sistematis
yang berisi bahan ajar serta pengalaman belajar sehingga dalam program
pendidikan memiliki arah dan tujuan yang akan di capai dan dari hasil yang di
capai kita dapat merevisi ulang dan mengembangkan program pendidikan untuk
memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya sehingga suatu kurikulum
pembelajaran dapat di katakan selalu berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan pendidikan”.
3.1.2. Penerapan Suplemen kurikulum 1999 pada mulanya
dianggap cukup untuk menyempurnakan kurikulum 1994 yang ketika itu masih banyak
kekurangan, tapi kenyataannya Suplemen Kurikulum 1999 hanya dianggap sebagai
kurikulum tambal sulam saja.
3.1.3.
Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi dianggap cukup baik pada awal
penggunaannya karena sudah Pemberdayaan sekolah dan daerah, memuat kompetensi dasar, penilaian
berbasis kelas, keseimbangan pemeringkatan kompetensi bahan kajian dari kelas I
sampai IX, serta silabus disusun oleh daerah dan atau sekolah sesuai kebutuhan
dann kemampuannya. Keseluruhan komponen ini tentu saja memudahkan sekolah
untuk untuk mengukur kemampuan siswa
karena penilaian di buat oleh sekolah itu sendiri.
3.1.4. Suplemen
Kurikulum 1999 di ubah karena kurikulum ini dirasa hanya menambal sulam kurikulum 1994.
3.1.5. Perbedaan
KBK dan Suplemen Kurikulum 1999
Kurikulum
Berbasis Kompetensi
a.
Pemberdayaan sekolah dan daerah
b.
Memuat standar Kompetensi
c.
Kegiatan pembiasaan perilaku terintegrasi dan terprogram.
d.
Pengenalan mata pelajaran TIK
e.
Penilaian Berbasis Kelas (PBK)
f.
Pendekatan tematik di kelas I dan II SD/MI untuk memperhaatikan
kelompok usia.
IX.
Kesinambungan pemeringkatan kompetensi bahan kajian dari kelas I
sampai kelas IX.
X.
Silabus disusun oleh daerah dan atau sekolah sesuai kebutuhan dan
kemampuannya.
g.
Kurikulum 1994
dan suplemen kurikulum 1999
IX.
Sentralistik
X.
Tidak memuat
standar kompetensi
XI.
Tidak ada
kegiatan pembiasaan perilaku terintaggrasi dan terprogram
XII.
Belum ada mata
pelajaran TIK.
XIII.
Meskipun sudah
disarankan untuk melakukan PBK, kenyataannya masih didominasi penilaian pilihan
ganda.
XIV.
Pendekatan
tematik di kelas I dan II SD / MI hanya disarankan.
XV.
Tidak ada
kesinambungan pemeringkatan kompetensi bahan kajian dari kelas I sampai kelas
XII.
XVI.
Memberikan peluang
pada guru/sekolah/daerah untuk mengembangkan potensinya.
3.2.
Saran
Kita tidak
lagi bisa mempertahankan penyusuan kurikulu yang tambal sulam dan sentralistis.
Perubahan lingkungan pendidikan baik internal maupun eksternal yang sangat
pesat menghasruskan kita untuk menyelesaikan masalah dengan pendekakatan
memukul langsung pada target bukan pada yang kurang sehingga tambalan –
tambalan yang menambah banyak kerancuan yang didapat, sementara hasil
pendidikan tidak segera kelihatan atau dinikmati hasilnya, ibarat memancing
ikan di air yang keruh. Sebaiknya menyusun kurikulum sekolah disesuaikan dengan
visi dan misi lembaga sekolah itu sendiri, agar penyelesaian masalah kurikulum
mengenai tepat pada sasaran.
DAFTAR
PUSTAKA
http://ekagurunesama.blogspot.com/2012/01/sejarah-kurikulum-indonesia.html . diakses tanggal 06
Maret 2013 pukul 20.00
http://www.slideshare.net/AhmadWahyudinRocknRoll/kurikulum-1994-dan-suplemen-kurikulum-1999. diakses tanggal 05 Maret
2013 pukul 15.00
http://mbahkarno.blogspot.com/2011/11/kurikulum-pendidikan-1947-1952-1968.html. diakses tanggal 05 Maret
2013 pukul 16.00
http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_Berbasis_Kompetensi. diakses tanggal 06 Maret
2013 pukul 09.00
http://www.slideshare.net/AhmadWahyudinRocknRoll/kurikulum-tahun-1994-baru. diakses tanggal 03 Maret
2013 pukul 06.00
http://www.dhanay.co.cc/2009/11/ktsp-kurikulum-tingkat-satuan.html. di akses tanggal 05
Maret 2013 pukul 22.00
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH01bd.dir/doc.pd. di akses tanggal 02
Maret 2013 pukul 23.50
http://rijono.wordpress.com/2008/02/28/kurikulum-2004-kbk-kurikulum-2006-ktsp-memang-berbeda-secara-signifikan/. Diakses tanggal 03 Maret
2013 pukul 05.00
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking