Woensdag 15 Mei 2013

makalah telaah kurikulum sekolah

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Seiring perubahan zaman dan kemajuan dan kemajuan sistem pembelajaran, seiring dengan itu pula kurikulum di Indonesia mengalami perubahan. Banyak hal yang mendalangi perubahan kurikulum ini, mulai dari terlalu banyaknya materi sehinga di nilai terlalu membebani siswa, atau tidak sesuainy materi dengan tingkat pendidikan peserta didik.
Hingga kini kurikulum di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan. Mulai dari kurikulum yang di sdopsi dari penjajahan Belanda, kurikulum 1952 , sampai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang kita gunakan hingga saat ini atau yang lebih di kenal dengan kurikulum 2006. Tujuan perubahan ini tentu untuk kemajuan Indonesia itu sendiri.
Pada Kesempatan ini Penulis akan memaparkan dan membandingkan kurikulum 1999 dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau yang juga dikenal sebagai kurikulum 2004, yang mana kemunculan kurikulum 2004 ini berkaitan erat dengan hal penyempurnaan kurikulum 1999 yang ketika itu muncul sebagai suplemen bagi kurikulum 1994 yang menuai banyak permasalahan.

1.2.Rumusan Masalah
1.2.1.      Apa yang dimaksud dengan kurikulum?
1.2.2.      Bagaimanakah penerapan Suplemen Kurikulum 1999?
1.2.3.      Bagaimanakah penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004?
1.2.4.      Mengapa Suplemen Kurikulum 1999 di ubah menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi?
1.2.5.      Apa yang membedakan Suplemen Kurikulum 1999 dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi
1.2.6.      Apa yang mengunggulkan Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan Suplemen Kurikulum 1999.


1.3.Tujuan

1.3.1.      Menjelaskan pengertian Kurikulum
1.3.2.      Menjelaskan penerapan Suplemen Kurikulum 1999
1.3.3.      Menjelaskan penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi
1.3.4.      Menjelaskan alasan diubahnya Suplemen Kurikulum 1999 menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi
1.3.5.      Menjelaskan Perbedaan Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan Suplemen Kurikulum 1999.
1.3.6.      Menjelaskan keunggulan Kurikulum Berbasis Kompetensi dibandungkan dengan Suplemen Kurikulum1999.





























BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kurikulum
Pengertian kurikululm menurut para ahli:
1)   Menurut George A. Beaucham (1976), kurikulum sebagai bidang studi membentuk suatu teori yaitu teori kurikulum. Selain sebagai bidang studi kurikulum juga sebagai rencana pengajaran dan sebagai suatu sistem (sistem kurikulum) yang merupakan bagian dari sistem persekolahan.
2)   Menurut Hilda Taba (1962), Kurikulum sebagai a plan for learning, yakni sesuatu yang direncanakan untuk dipelajari oleh siswa. Sementara itu, pandangan lain mengatakan bahwa kurikulum sebagai dokumen tertulis yang memuat rencana untuk peserta didik selama di sekolah.(Hilda Taba ;1962 dalam bukunya “Curriculum Development Theory and Practice).
3)   Numbly and Evaras (1976), Kurikulum adalah semua pengalaman yang direncanakan yang dilakukan oleh sekolah untuk menolong para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang paling baik.
4)    J. Galen Saylor dan William M. Alexander dalam buku Curriculum Planning for Better Teaching on Learning (1956), menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut” The curriculum is the sum totals of schools efforts to influence learning, whether in the class room, on the play ground, or out of school. Jadi segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruang kelas, di halaman sekolah, atau di luar sekolah termasuk kurikulum. Kurikulum meliputi juga apa yang disebut kegiatan ekstra kulikuler.
5)   J. Lloyd Trump dan Delmas F. Miller dalam buku school improvement. Menurut mereka dalam kurikulum juga termasuk metode mengajar dan belajar, cara mengevaluasi murid dan seluruh program, perubahan tanaga mengajar, bimbingan dan penyuluhan, supervise dan administrasi dan hal-hal structural mengenai waktu, jumlah ruangan serta kemingkinan memilih mata pelajaran.
6)   Menurut Valiga, T & Magel, C. Kurikulum adalah urutan pengalaman yang ditetapkan oleh sekolah untuk mendisiplinkan cara berfikir dan bertindak.
7)   Purwadi (2003) memilah pengertian kurikulum menjadi enam bagian : (1) kurikulum sebagai ide; (2) kurikulum formal berupa dokumen yang dijadikan sebagai pedoman dan panduan dalam melaksanakan kurikulum; (3) kurikulum menurut persepsi pengajar; (4) kurikulum operasional yang dilaksanakan atau dioprasional kan oleh pengajar di kelas; (5) kurikulum experience yakni kurikulum yang dialami oleh peserta didik; dan (6) kurikulum yang diperoleh dari penerapan kurikulum.
8)   Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran (Materi di dalam kurikulum harus diorganisasikan dengan baik agar sasaran (goals) dan tujuan (objectives) pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
9)   Menurut Harsono (2005), kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekpresikan dalam praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang terencana dari suatu institusi pendidikan.
10)     B. Bara, Ch (2008), Kurikulum yakni bahwa konsep kurikulum dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis pengertian yang meliputi: (1) kurikulum sebagai produk; (2) kurikulum sebagai program; (3) kurikulum sebagai hasil yang diinginkan: dan (4) kurikulum sebagai pengalaman belajar bagi peserta didik.
Menurut konstitusi Negara mengenai kurikulum,yakni Undang – Undang UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 19 ,menyebutkan:
“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
            Penulis menyimpulkan bahwa :
Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang di rencanakan, di programkan, dan di rancang sedemikian rupa secara sistematis yang berisi bahan ajar serta pengalaman belajar sehingga dalam program pendidikan memiliki arah dan tujuan yang akan di capai dan dari hasil yang di capai kita dapat merevisi ulang dan mengembangkan program pendidikan untuk memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya sehingga suatu kurikulum pembelajaran dapat di katakan selalu berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan pendidikan”.
2.2. Kurikulum 1999 (Suplemen bagi kurikulum 1994)
                 Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya untuk memadukan  kurikulum – kurikullm sebelumnya, terutama kurikulum 1975 dan 1984. Tapi perpaduan antara tujuan dan proses belum berhasil. Kritik pun akhirnya berdatangan. Kurikulum ini dinilai memberikkan beban yang terlalu berat terhadap siswa, karena memuat pelajaran dengan muatan nasional sampai lokal. Beberapa kelompok masalah tertentu juga mendesak agar isu – isu tertentu masuk ke dalam kurikulum. Akhirnya kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super padat. Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998, di ikuti kehadiran suplemen kurikulum 1999. Tapi perubahannya lebih pada menambal sejumlah materi, sehingga tidak bisa dirasakan benar kemajuan dari pendidikan itu sendiri. Ibarat menanam pohon, tanaman yang di tanam dalah tanaman keras. Sehingga di butuhkan waktu yang lama untuk dapat menuai hasilnya.
2.3. Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
Sebagai pengganti kurikulum 1994 adalah kurikulum 2004, yang disebut dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Suatu program pendidikan berbasis kompentensi harus mengandung tiga unsur pokok, yaitu: pemilihan kompetensi yang sesuai spesifikasi indikatorindikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi; dan pengembangan pembelajaran. KBK memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman. Kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi, sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
Pengembangan kurikulum 2004 harus berkaitan dengan tuntutan standar kompetensi, organisasi pengalaman belajar, dan aktivitas untuk mengembangkan dan menguasai kompetensi seefektif mungkin. Proses pengembangan kurikulum berbasis kompetensi juga menggunakan asumsi bahwa siswa yang akan belajar telah memiliki pengetahuan dan keterampilan awal yang dibutuhkan untuk menguasai kompetensi tertentu. Oleh karenanya pengembangan Kurikulum 2004 perlu memperhatiakn prinsip – prinsip berikut:
1.      Berorientasi pada pencapaian hasil dan dampaknya (outcome oriented).
2.      Berbasis pada standar kompetensi dan kompetensi dasar.
3.      Bertolak dari kompetensi Tamatan / Lulusan.
4.      Memperhatikan prinsip pengembangan kurikulum yang berdiferensiasi
5.      Mengembangkan aspek belajar secara utuh dan menyeluruh (holistik), serta
6.      Menerapkan prinsip ketuntasan belajar (mastery learning).(Aal, M b)

2.4.Perbandingan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Suplemen Kurikulum 1999
 Berikut adalah hal – hal yang membedakan Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan kurikulum suplemen 1999 sebagi tindak lanjut dari kurikulum 1994, yang sekaligus menjadi keunggulan KBK dibandingkan kurikulum suplemen 1999.
a)      KBK yang dikedepankan Penguasaan materi Hasil dan kompetenasiParadigma pembelajaran versi UNESCO: learning to know,learning to do, learning to live together, dan learning to be.
b)      Silabus ditentukan secara seragam, peran serta guru dan siswa dalam proses pembelajaran, silabus menjadi kewenagan guru.
c)      Jumlah jam pelajaran 40 jam per minggu 32 jam perminggu, tetapi jumlah mata pelajaran belum bisa dikurangi.
d)     Metode pembelajaran Keterampilan proses dengan melahirkan metode pembelajaran PAKEM dan CTL,
e)      Sistem penilaian Lebih menitik beratkan pada aspek kognitif, penilaian memadukan keseimbangan kognitif, psikomotorik, dan afektif, dengan penekanan penilaian berbasis kelas.
f)       KBK memiliki empat komponen, yaitu kurikulum dan hasil belajar (KHB), penilaian berbasis kelas (PBK), kegiatan belajar mengajar (KBM), dan pengelolaan kurikulum berbasis sekolah (PKBS). KHB berisi tentang perencaan pengembangan kompetensi siswa yang perlu dicapai secara keseluruhan sejak lahir sampai usia 18 tahun. PBK adalah melakukan penilaian secara seimbang di tiga ranah, dengan menggunakan instrumen tes dan non tes, yang berupa portofolio, produk, kinerja, dan pencil test. KBM diarahkan pada kegiatan aktif siswa dala membangun makna atau pemahaman, guru tidak bertindak sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi sebagai motivator yang dapat menciptakan suasana yang memungkinkan siswa dapat belajar secara penuh dan optimal.

Dari sini jelas terlihat perbedaan antara kedua kurikulum ini. Karena memang kurikulum berbaasis kompetensi ini muncul sebagai akibat tindak lanjut kurikulum 1994 dan suplemen kurikulum 1999 yang menuai banyak protes akibat kekurangannya. Namun selain perbedaan terdapat pula kesamaan antara kedua kurikulum ini,yaitu sebagai berikut,
A.    Persamaan
                               I.            Pendidikan dasar 9 tahun
                            II.            Penekanan pada kemampuan membaca, menulis dan berhitung
                         III.            Konsep – konsep materi pokok (esensial) pada setiap mata pelajaran untuk mencapai kompetensi.
                         IV.            Adanya muatan local
                            V.            Alokasi waktu setiap jam pelajaran 45 menit untuk SMP/MTs dan SMA/MA/SMK.
2.      Perbedaan
a.       Kurikulum Berbasis Kompetensi
I.                   Pemberdayaan sekolah dan daerah
II.                Memuat standar Kompetensi
III.             Kegiatan pembiasaan perilaku terintegrasi dan terprogram.
IV.             Pengenalan mata pelajaran TIK
V.                Penilaian Berbasis Kelas (PBK)
VI.             Pendekatan tematik di kelas I dan II SD/MI untuk memperhaatikan kelompok usia.
VII.          Kesinambungan pemeringkatan kompetensi bahan kajian dari kelas I sampai kelas IX.
VIII.       Silabus disusun oleh daerah dan atau sekolah sesuai kebutuhan dan kemampuannya.
b.      Kurikulum 1994 dan suplemen kurikulum 1999
I.                   Sentralistik
II.                Tidak memuat standar kompetensi
III.             Tidak ada kegiatan pembiasaan perilaku terintaggrasi dan terprogram
IV.             Belum ada mata pelajaran TIK.
V.                Meskipun sudah disarankan untuk melakukan PBK, kenyataannya masih didominasi penilaian pilihan ganda.
VI.             Pendekatan tematik di kelas I dan II SD / MI hanya disarankan.
VII.          Tidak ada kesinambungan pemeringkatan kompetensi bahan kajian dari kelas I sampai kelas XII.
VIII.       Memberikan peluang pada guru/sekolah/daerah untuk mengembangkan potensinya.    


























BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.1.1. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang di rencanakan, di programkan, dan di rancang sedemikian rupa secara sistematis yang berisi bahan ajar serta pengalaman belajar sehingga dalam program pendidikan memiliki arah dan tujuan yang akan di capai dan dari hasil yang di capai kita dapat merevisi ulang dan mengembangkan program pendidikan untuk memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya sehingga suatu kurikulum pembelajaran dapat di katakan selalu berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan pendidikan”.
3.1.2. Penerapan Suplemen kurikulum 1999 pada mulanya dianggap cukup untuk menyempurnakan kurikulum 1994 yang ketika itu masih banyak kekurangan, tapi kenyataannya Suplemen Kurikulum 1999 hanya dianggap sebagai kurikulum tambal sulam saja.
3.1.3. Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi dianggap cukup baik pada awal penggunaannya karena sudah Pemberdayaan sekolah dan daerah, memuat kompetensi dasar, penilaian berbasis kelas, keseimbangan pemeringkatan kompetensi bahan kajian dari kelas I sampai IX, serta silabus disusun oleh daerah dan atau sekolah sesuai kebutuhan dann kemampuannya. Keseluruhan komponen ini tentu saja memudahkan sekolah untuk  untuk mengukur kemampuan siswa karena penilaian di buat oleh sekolah itu sendiri.
3.1.4. Suplemen Kurikulum 1999 di ubah karena kurikulum ini dirasa  hanya menambal sulam kurikulum 1994.
3.1.5. Perbedaan KBK dan Suplemen Kurikulum 1999
Kurikulum Berbasis Kompetensi
a.       Pemberdayaan sekolah dan daerah
b.      Memuat standar Kompetensi
c.       Kegiatan pembiasaan perilaku terintegrasi dan terprogram.
d.      Pengenalan mata pelajaran TIK
e.       Penilaian Berbasis Kelas (PBK)
f.       Pendekatan tematik di kelas I dan II SD/MI untuk memperhaatikan kelompok usia.
IX.             Kesinambungan pemeringkatan kompetensi bahan kajian dari kelas I sampai kelas IX.
X.                Silabus disusun oleh daerah dan atau sekolah sesuai kebutuhan dan kemampuannya.
g.      Kurikulum 1994 dan suplemen kurikulum 1999
IX.             Sentralistik
X.                Tidak memuat standar kompetensi
XI.             Tidak ada kegiatan pembiasaan perilaku terintaggrasi dan terprogram
XII.          Belum ada mata pelajaran TIK.
XIII.       Meskipun sudah disarankan untuk melakukan PBK, kenyataannya masih didominasi penilaian pilihan ganda.
XIV.       Pendekatan tematik di kelas I dan II SD / MI hanya disarankan.
XV.          Tidak ada kesinambungan pemeringkatan kompetensi bahan kajian dari kelas I sampai kelas XII.
XVI.       Memberikan peluang pada guru/sekolah/daerah untuk mengembangkan potensinya.    



3.2. Saran
Kita tidak lagi bisa mempertahankan penyusuan kurikulu yang tambal sulam dan sentralistis. Perubahan lingkungan pendidikan baik internal maupun eksternal yang sangat pesat menghasruskan kita untuk menyelesaikan masalah dengan pendekakatan memukul langsung pada target bukan pada yang kurang sehingga tambalan – tambalan yang menambah banyak kerancuan yang didapat, sementara hasil pendidikan tidak segera kelihatan atau dinikmati hasilnya, ibarat memancing ikan di air yang keruh. Sebaiknya menyusun kurikulum sekolah disesuaikan dengan visi dan misi lembaga sekolah itu sendiri, agar penyelesaian masalah kurikulum mengenai tepat pada sasaran.




DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_Berbasis_Kompetensi. diakses tanggal 06 Maret 2013 pukul 09.00
http://www.dhanay.co.cc/2009/11/ktsp-kurikulum-tingkat-satuan.html. di akses tanggal 05 Maret 2013 pukul 22.00







Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking